Analisis Data Kuantitatif
Analisis Data Kuantitatif
Pengkodean data (Data Coding) merupakan suatu proses
penyusunan secara sistematis data
mentah (yang ada dalam kuesioner) ke
dalam bentuk yang mudah dibaca oleh
mesin pengolah data seperti komputer.
Untuk Pertanyaan Yang Bentuknya Tertutup
Pertanyaan di dalam koesioner:
Bagaimana pendapat anda
tentang pelaksanaan Jaringan
Pengguna Sosial
A. Sangat Baik
B. Baik
C. Cukup Baik
D. Tidak Baik
E. Sangat Tidak Baik
Pemberian kode:
Bagaimana pendapat anda
tentang pelaksanaan Jaringan
Pengguna Sosial
5. Sangat Baik
4. Baik
3. Cukup Baik
2. Tidak Baik
1. Sangat Tidak Baik
Huruf-huruf yang ada pada pertanyaan diubah menjadi kode angka. Pemberian
kode ini didasarkan pada asumsi bahwa seharusnya pelaksanaan Jaring Pengaman
sosial ini baik sehingga yang memberikan jawaban sangat Baik akan mendapat
nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menjawab Baik, Cukup Baik,
Tidak Baik. dan Sangat tidak baik.
Untuk Pertanyaan Yang Bentuknya Terbuka
Apa alasan Bapak/Ibu tidak setuju terhadap program Jaringan Pengaman
Sosial ?
Maka, jawaban yang diperoleh dari responden harus diinventarisir terlebih dulu, untuk kemudian diberikan kode sesuai dengan kepentingan peneliti.
Yang harus diperhatikan oleh peneliti ketika membuat kode jawaban
adalah kode jawaban harus baku dan konsisten (tidak berubah-ubah).
Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian ketika dilakukan indeks
atau skala memiliki validitas yang tinggi. Oleh karena itu, bagi peneliti
pemula diperlukan semacam buku yang memuat kode-kode, atau
sering disebut sebagai buku kode.
Pemindahan Data ke Komputer
(Data Entering) adalah memindahkan
data yang telah diubah menjadi kode ke
dalam mesin pengolah data.
Caranya dengan membuat coding sheet (lembar kode), direct
entry, optical scan sheet (seperti lembar isian komputer
menggunakan pensil 2B), dan CATI (Computer-Assisted Telephone
Interviewing) yang biasa dipergunakan pada saat polling melalui
telepon.
Program komputer yang dapat dipakai untuk mengolah data, antara
lain SPSS (Statistical Package for Social Science), Microstat, Survey Mate.
STATS Plus, SAS, Microquest, dan lain-lain.
Pembersihan Data
(Data Cleaning) adalah memastikan bahwa
seluruh data yang telah dimasukkan ke
dalam mesin pengolah data sudah sesuai
dengan yang sebenarnya.
Di sini peneliti memerlukan adanya ketelitian dan
akurasi data.
Caranya dengan possible code cleaning, contingency cleaning,
dan modifikasi (melakukan pengkodean kembali data yang
asli).
Possible code cleaning adalah melakukan perbaikan kesalahan
pada kode yang jelas tidak mungkin ada akibat salah
memasukkan kode.
Contoh: jenis kelamin hanya terdiri dari 2 kode, yaitu kode I
untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan atau kode 0 untuk
laki-laki dan kode I untuk perempuan, atau sebaliknya karena
variabel ini berskala nominal. Namun, dalam kode yang
dimasukkan ke dalam komputer, tertera kode 7. Maka kode ini
jelas salah dan harus dilihat kembali pada kuesioner asli.
Contingency Cleaning (lebih rumit dibandingkan dengan
possible code cleaning) yaitu Kesalahan yang terjadi akibat adanya
struktur kuesioner yang hanya khusus dijawab oleh sebagian
orang saja, sedangkan yang lain tidak.
Misalnya pertanyaan tentang jumlah anak yang dimiliki oleh seorang
perempuan. Pertanyaan ini khusus ditanyakan pada perempuan. Namun,
adakalanya terdapat pula keteledoran sehingga responden yang laki-laki
pun juga ditanyakan. Untuk kasus yang seperti ini dapat dikatakan bahwa
seharusnya pada jenis kelamin laki-laki diberi kode tidak relevan
(misalnya angka 9, 99, 999, dan seterusnya). Oleh karena itu, harus
diperiksa kembali konsistensi antara kode jawaban yang satu dengan kode
jawaban yang lain.
Modifikasi adalah melakukan pengodean kembali (recode) data
yang asli.
Misalnya ternyata jenis kelamin, yaitu I untuk laki-laki dan 2
untuk perempuan diubah menjadi kode 0 untuk laki-laki dan
kode 1 untuk perempuan.
Contoh Pembersihan Data:
Pertanyaan dalam kuesioner
1. Apakah Bapak/lbu memiliki kartu sehat?
a) Ya
b) Tidak
2. Apakah Bapak/Ibu pernah memanfaakan kartu sehat untuk mendapatkan
pelayanan di Puskesmas A?
a) Yab) Tidak
3. Apakah Bapak/Ibu tahu tentang program Kompensasi Pengurangan Subsidi
BBM bidang Kesehatan (PKPS BBM Bidkes)?
a) Yab) Tidak
4. Siapa sajakah pihak yang seharusnya memperoleh pKpS BBM Bidkes?
a) Semua orangb) Orang miskin
5. Apakah layanan yang diberikan puskesmas bagi yang memiliki kartu sehat?
a) Terbatas pada pemeriksaan kesehatanb) Semua layanan puskesmas
6. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh layanan dengan
kartu.sehat?
a) Gratisb) Membayar sebesar Rp ..........
Kategori pada pertanyaan dalam kuesioner tersebut kemudian harus diberi kode seperti terlihat di slide selanjutnya. Nilai yang lebih tinggi menunjukkan nilai yang lebih besar karena skala yang dipergunakan adalah ordinal. kecuali pertanyaan nomor satu yang merupakan pertanyaan saringan.
Pertanyaan di dalam koesioner setelah diberi kode angka
1. Apakah Bapak/lbu memiliki kartu sehat?
1) Ya
2) Tidak
2. Apakah Bapak/Ibu pernah memanfaakan kartu sehat untuk mendapatkan pelayanan di Puskesmas A?
1) Ya2) Tidak
3. Apakah Bapak/Ibu tahu tentang program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM bidang Kesehatan (PKPS BBM Bidkes)?
1) Ya2) Tidak
4. Siapa sajakah pihak yang seharusnya memperoleh pKpS BBM Bidkes?
1) Semua orang2) Orang miskin
5. Apakah layanan yang diberikan puskesmas bagi yang memiliki kartu sehat?
1) Terbatas pada pemeriksaan kesehatan2) Semua layanan puskesmas
6. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh layanan dengan kartu.sehat?
1) Gratis2) Membayar sebesar Rp ..........
Jawaban Responden Kode
![](https://www.blogger.com/img/transparent.gif)
![](https://www.blogger.com/img/transparent.gif)
- Numerik atau dalam bentuk angka : Hasil pengolahan data yang berupa numerik dapat disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel silang.
- Grafik atau dalam bentuk gambar: Penyajian data dengan menggunakan grafik atau gambar lebih menarik jika dibandingkan penyajian data menggunakan tabel frekuensi maupun tabel silang. Namun, penyajian data menggunakan gambar atau grafik juga memiliki kelemahan yaitu adanya informasi yang hilang. Pembuatan grafik harus memerhatikan tingkat pengukuran yang dipergunakan (lihat kembali materi sebelumnya tentang Kerangka Teori dan Pengukuran).
Komentar
Posting Komentar