Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif

 Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif

Pengklasifikasian berpengaruh pada keseluruhan proses penelitian yang akan dilakukan, seperti adanya : 

  1. Perbedaan penyusunan rancangan penelitian; 
  2. Perbedaan instrumen penelitian yang digunakan; 
  3. Perbedaan subjek penelitian; 
  4. Perbedaan teknik analisis data.
Jenis-jenis Penelitian
  1. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian: Penelitian Murni,Penelitian Terapan 
  2. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian: Penelitian Eksporatif, Penelitian Deskripsi, Penelitian Eksplanatif 
  3. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu: Penelitian Cross-sectional, Penelitian Longitudinal 
  4. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data: Penelitian Survei, Penelitian Eksperimen, Penelitian Analisis Isi, Penelitian Lapangan, Penelitian Wacana, Penelitian Perbandingan Sejarah 

Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian 
Penelitian Murni 
  • Penelitian murni merupakan penelitian yang manfaatnya dirasakan untuk waktu yang lama. Lamanya manfaat ini lebih karena penelitian ini biasanya dilakukan karena kebutuhan peneliti sendiri. 
  • Penelitian murni juga mencakup penelitian-penelitian yang dilakukan dalam kerangka akademis. Contoh yang paling nyata adalah penelitian untuk skripsi, tesis, atau disertasi. 
  • Karena penelitian murni lebih banyak digunakan di lingkungan akademik, penelitian tersebut memiliki karakteristik yaitu penggunaan konsep-konsep yang abstrak. 
  • Penelitian murni biasanya dilakukan dalam kerangka pengembangan ilmu pengetahuan. Umumnya hasil penelitian murni memberikan dasar untuk pengetahuan dan pemahaman yang dapat dijadikan sumber metode, teori dan gagasan yang dapat diaplikasikan pada penelitian selanjutnya. 
  • Karena penelitian murni lebih banyak ditujukan bagi pemenuhan keinginan atau kebutuhan peneliti, umumnya peneliti memiliki kebebasan untuk menentukan permasalahan apa yang akan ia teliti. 
  • Fokus peneliti ada pada logika dan rancangan peneliti yang dibuat oleh peneliti sendiri.
Penelitian Terapan 
  • Penelitian terapan merupakan penelitian yang manfaat dan hasil penelitiannya dirasakan oleh berbagai kalangan. Penelitian terapan biasanya dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga hasil penelitian harus segera dapat diaplikasikan. 
  • Contoh tentang penelitian terapan, seperti misalnya bentuk penelitian pemasaran. Hasil dari penelitian harus bisa memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai produk apa yang akan laku di pasaran, produk apa yang gagal di pasaran, serta berbagai solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi segala masalah yang ada di perusahaan. 
  • Karena penelitian terapan ini digunakan untuk segera mengatasi masalah yang ada, konsep-konsep yang digunakan juga cenderung konsep-konsep yang operasional, dan bukan konsep yang abstrak.
Penelitian Terapan bisa kita bagi lagi ke dalam empat bentuk, yaitu: 
  • Penelitian terapan juga diidentikkan dengan penelitian sponsor. Fokus penelitian ditujukan dari hasil penelitian, apakah dapat digunakan untuk memecahkan masalah l ang ada atau tidak, namun tidak jarang juga penelitian terapan dilakukan justru untuk menemukan masalah-masalah yang ada di pihak yang meminta penelitian (sponsor). 
  • Penelitian terapan sering kali juga masih dikelompokkan lagi ke dalam penelitian aksi, yaitu penelitian terapan yang berfokus pada tindakan sosial seperti masalah perilaku menyimpang atau juga penelitian tentang kenakalan remaja. 
  • Selain penelitian aksi, juga ada penelitian evaluatif formatif, yaitu penelitian terapan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan suatu program yang sedang berjalan, serta 
  • Penelitian evaluatif sumatif, yaitu penelitian terapan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan suatu program yang sudah selesai dilakukan.

Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian 
Penelitian Eksploratif
  • Penelitian ini dilakukan untuk menggali suatu gejala yang relatif masih baru. Dapat dikatakan bahwa ada suatu fenomena atau gejala yang selama ini belum pernah diketahui atau dirasakan.
  • Penelitian ini diidentikkan dengan penelitian yang selalu menggunakan pertanyaan "APA" dan "SIAPA" dalam menggali informasi. 
  • Contoh yang paling nyata adalah penelitian tentang penemuan virus baru. 
  • Tujuan dari penelitian eksplorasi itu sendiri adalah: Mengembangkan gagasan dasar mengenai topik yang baru, Memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.
Penelitian Dekriptif
  • Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola mengenai fenomena yang sedang dibahas. 
  • Penelitian ini bisa juga dikatakan sebagai kelanjutan dari penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif telah menyediakan gagasan dasar sehingga penelitian ini mengungkapkan secara lebih detail. 
  • Penelitian ini diidentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanayan "BAGAIMANA" dalam mengembangkan informasi yang ada. 
  • Tujuan dari penelitian deskripsi adalah: Menggambarkan mekanisme sebuah proses, Menciptakan seperangkat kategori atau pola.
Penelitian Eksplanatif 
  • Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat. 
  • Penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat. 
  • Penelitian ini sering kali diidentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan "MENGAPA" dalam mengembangkan informasi yang ada. 
  • Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah: Menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan, Menghasilkan pola hubungan sebab akibat.

Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu 
  1. Penelitian Cross-sectional : Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan. 
  2. Penelitian Longitudinal : Penelitian jenis ini dilakukan antarwaktu. Dengan demikian, setidaknya terdapat dua kali penelitian dengan topik atau gejala yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang berbeda. Perlu diingat bahwa tidak berarti jika ada dua penelitian yang dilakukan dalam waktu yang berbeda dengan topik yang sama selalu dikategorikan ke dalam penelitian longitudinal, tetapi ada kata kunci yang harus dipegang, yaitu adanya perbandingan antara hasil penelitian. Dengan kata lain, penelitian longitudinal sudah direncanakan sejak awal penelitian, dan bukannya secara kebetulan terjadi.
Penelitian longitudinal bisa kita bagi lagi ke dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut: 
  1. Penelitian kecenderungan, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, serta responden atau informan yang berbeda. Contohnya yang paling sederhana adalah penelitian tentang gaya hidup. 
  2. Penelitian panel, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, dan responden atau informan yang sama. Dengan penelitian ini, seseorang akan diteliti minimal sebanyak dua kali. Contohnya kita ingin melihat bagaimana pilihan responden terhadap presiden sebelum putaran pertama dan setelah putaran kedua. 
  3. Penelitian kohort, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama, yang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan responden atau informan yang memiliki karakteristik yang sama. Dengan demikian, orang-orang yang diteliti berbeda, tetapi mereka memiliki ciri-ciri yang sama. Contohnya kita akan melakukan penelitian di tahun 1990 kepada orang-orang yang berusia 45 tahun. Tahun 2000 kita melakukan penelitian yang sama dengan orang-orang yang berusia 55 tahun.
Ciri-Ciri Penelitian Longitudinal

Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data 
  1. Penelitian Survei: Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku. Dalam pelaksanaan survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti. 
  2. Penelitian Eksperimen: Penelitian ini dapat dilakukan di dalam alam terbuka dan juga di ruang tertutup. Dalam penelitian eksperimen, kondisi yang ada dimanipulasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dalam kondisi yang telah dimanipulasi ini. biasanya dibuat dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok pembanding. Kepada kelompok kontrol akan diberikan treatment atau stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari reaksi kedua kelompok itu yang akan diperbandingkan. 
  3. Penelitian Analisis: Isi Penelitian ini dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya. Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar, dihitung berapa kali tulisan tentang topik tertentu muncul, lalu dengan alat bantu statistik dihitung.
  4. Penelitian Lapangan: Penelitian ini bisa dimulai dengan perumusan permasalahan yang tidak terlalu baku. Instrumen yang digunakan juga hanya berisi tentang pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini dapat berkembang sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan. 
  5. Penelitian Analisis: Wacana Penelitian ini serupa dengan analisis isi, hanya saja bukan frekuensi tampilan dari topik tertentu yang dipilih dalam material yang sudah ditentukan, tetapi lebih jauh mengaitkan topik tersebut pada setting atau kondisi yang muncul bersamaan atau melatarbelakangi topik tersebut. 
  6. Penelitian Perbandingan: Sejarah Penelitian ini bertujuan mengumpulkan data dan menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masa lalu. Penelitian ini sebaiknya difokuskan pada satu periode sejarah, beberapa kebudayaan berbeda, atau juga kombinasi antara periode sejarah dan kebudayaan yang berbeda.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rancangan Penelitian Kuantitatif

Penyusunan Kerangka Teori