Rancangan Penelitian Kuantitatif

 Rancangan Penelitian Kuantitatif

            Bagian yang paling utama di dalam membuat suatu penelitian adalah bagaimana membuat rencana (rancangan penelitian). 

            Rencana Penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berpikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.  

Untuk menyusun sebuah rancangan penelitian, pada penelitian kuantitatif ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: 

  1. Memilih TOPIK dan merumuskan PERTANYAAN PENELITIAN; 
  2. Melakukan penelusuran dan pembahasan TEORI ; 
  3. Membuat STRUKTUR rancangan penelitian. 
Hubungan Topik Penelitian Dengan Pertanyaan Penelitian



              Pemilihan dan Penentuan Topik
Pemilihan dan penentuan topik dapat mempertimbangkan faktor berikut; 
  1. Pengalaman-pengalaman pribadi dan kehidupan sehari-hari, 
  2. Masalah di Media Massa 
  3. Pengetahuan lapangan dan memperbandingkannya dengan teori 
  4. Kebutuhan memecahkan masalah 
  5. Peluang (social premiums) 
  6. Nilai-nilai pribadi.
Teknik penyempitan topik menjadi pertanyaan penelitian (research question); 
  • Melakukan kajian literatur, 
  • Mendiskusikan dengan orang yang menguasai topik tsb, 
  • Menetapkan isi secara spesifik, 
  • Menetapkan tujuan penelitian. 
Pembuatan Latar Belakang Masalah Penelitian
  • Latar belakang masalah dalam penelitian menyajikan gambaran yang dapat menjelaskan mengapa suatu penelitian menarik untuk diteliti. 
  • Biasanya diuraikan dalam bentuk deduksi, yaitu dimulai dengan hal-hal yang umum dan diakhiri dengan pembatasan masalah. 
  • Ada dua model yang dapat digunakan di dalam membuat latar belakang masalah, yaitu:  Menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi objektif dengan kondisi normatif/asumsi-asumsi tertentu; Menggambarkan perkembangan teori atau suatu kondisi objektif tanpa membandingkannya dengan kondisi normative.
1. Model pertama, 
  • Kondisi objektif dapat digambarkan melalui data sekunder yang ada, sedangkan kondisi normative dapat berbentuk teori, nilai atau norma yang berlaku umum. 
  • Misalnya jika ingin menggambarkan tentang pemanfaatan kartu sehat di Indonesia, maka dapat digambarkan tentang kondisi objektif masyarakat miskin di lndonesia yang jumlahnya meningkat dan adanya ketimpangan pelayanan antara masyarakat miskin dan yang kaya ketika meminta pelayanan kesehatan. 
  • Uraian ini kemudian dihubungkan dengan norma atau aturan yang berlaku umum, yaitu hak warga negara untuk memperoleh pelayanan kesehatan tanpa pandang bulu serta kebijakan pemerintah di bidang kesehatan seperti kompensasi pengurangan subsidi bahan bakar minyak untuk bidang kesehatan. 
2. Model Kedua, 
  • Peneliti hanya menggambarkan karakteristik suatu gejala secara lebih rinci
  • Misalnya jumlah orang miskin yang semakin meningkat serta pelayanan yang buruk dalam bidang kesehatan (atau membandingkannya dengan bidang lain) tanpa perlu membandingkannya dengan hak-hak warga negara atau kebijakan pemerintah. 
  • Pada bagian ini, peneliti dapat memberikan gambaran kondisi objektif dengan menggunakan alat bantu WHAT (apa yang sering terjadi), WHO (siapa yang mengalaminya), WHEN (kapan terjadi masalahnya), WHERE (di mana permasalahan itu muncul secara spesifik), WHY (mengapa gejala tersebut dapat muncul), dan HOW (bagaimana hubungan dengan gejala lain). Penggunaan alat bantu ini tidak terpisah dengan model yang digunakan dalam pembuatan latar belakang masalah, tetapi berupa satu kesatuan yang saling melengkapi.
  • Pertanyaan "apa yang diteliti atau dijelaskan" dalam penelitian kuantitatif akan berkaitan dengan gejala sosial. Setiap gejala sosial dinyatakan dalam variabel-variabel. Variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai/ intensitas/jumlah. Biasanya variasi nilai/intensitas/jumlah ini disebut dengan kategori, yang menggambarkan atribut dari variabel tersebut. 
  • Sementara itu, pertanyaan mengenai siapa yang akan diteliti dalam suatu penelitian akan berkaitan dengan topik penelitian dan pertanyaan penelitian yang diajukan. Baik topik maupun pertanyaan penelitian ini akan menentukan tingkat analisis dan unit analisis penelitan. Tingkat analisis merupakan suatu tingkatan kenyataan sosial yang ingin dijelaskan secara teoretis. Sementara itu, unit analisis merupakan suatu unit sosial yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur suatu variabel. 
Tingkat analisis dapat dibedakan menjadi dua tingkatan berikut; 
  1. Tingkat mikro yang berkaitan dengan proses-proses individual atau kelompok. Contohnya adalah studi tentang pengaruh hubungan kerja vertikal terhadap kepuasan kerja pegawai. Tingkat analisisnya adalah individu, sehingga teori-teori yang digunakan pun adalah teori yang berkaitan'dengan individu dalam hal ini pegawai. 
  2. Tingkat makro yang berhubungan dengan aspek-aspek struktural di tingkat masyarakat. Contohnya adalah penelitian tentang pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi, hubungan antara tingkat efisiensi birokrasi dengan produktivitas dunia dan penelitian tentang kerusuhan sosial di Tasikmalaya. Pada contoh-contoh ini, teori yang digunakan adalah teori-teori makro, apakah mengenai ekonomi, organisasi, ataupun masyarakat.
Sementara itu, unit analisis dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : 
  1. Individu; 
  2. Kelompok (keluarga, kelompok pertemanan, kelompok kerja); 
  3. Organisasi (perusahaan, sekolah, dan lain-lain); 
  4. Kategori sosial (kelas sosial, gender, dan lain-lain); 
  5. Institusi sosial (industri, pendidikan, agam , politik, dan lain-lain); 
  6. Masyarakat (bangsa, komunitas. suku, dan lain-lain).
Perumusan Masalah
  • Penggunaan istilah permasalahan, perumusan masalah, atau pokok masalah dalam satu penelitian adalah sama
  • Pada dasarnya permasalahan dalam penelitian merupakan perumusan masalah ke dalam bentuk yang lebih terfokus. Bagian ini tidak terpisahkan dengan paparan yang terdapat pada latar belakang masalah. 
  • Konsep utama yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dimunculkan (bukan dalam bentuk pendefinisian, melainkan dalam bentuk penggambaran secara objektif). 
  • Biasanya pada bagian akhir dari permasalahan, penelitian telah dapat merumuskan pertanyaan penelitian (research question). 
  • Banyak pertanyaan tentang berapa banyak pertanyaan penelitian yang harus diajukan dalam suatu penelitian. Sebenarnya jumlah banyaknya pertanyaan penelitian sangat relatif, tergantung dari kebutuhan penelitian tersebut. Hal yang paling penting adalah agar pertanyaan tersebut lebih fokus.
Tujuan dan Signifikansi Penelitian
  • Berdasarkan klasifikasi penelitian (pembahasan materi sblmnya; P4), tujuan penelitian terdiri: Eksploratif: mengali fenomena atau gejala yang relative baru. Deskriptif: memberi gambaran detail suatu fenomena atau gejala. Eksplanatif: menemukan penjelasan mengapa suatu gejala terjadi (gambaran hubungan sebab akibat) 
  • Seorang peneliti kuantitatif dapat memilih jenis penelitian apa yang akan digunakannya. 
  • Sesuai dengan salah satu asumsi pada pembahasan pendekatan kuantitatif yang menyatakan bahwa penelitian kuantitatif mendasarkan pada teori, maka tidak dimungkinkan peneliti menggunakan penelitian dengan jenis eksploratif. Oleh karena itu, hanya penelitian deskriptif dan eksplanatif saja yang dapat dipilih.
Penelitian Kuantitatif dilihat dari kemanfaatannya: 
  • Akademis; Suatu penelitian dapat dikatakan memiliki manfaat akademis jika jawaban yang diperoleh dapat menyumbang pemahaman ilmiah, perbaikan atau modifikasi teori yang telah ada. atau bahkan pembentukan konsep atau teori baru. 
  • Praktis; Penelitian yang memiliki manfaat praktis terjadi jika penelitian tersebut dapat dimanfaatkan langsung untuk tujuan dan kepentingan praktis pemecahan suatu masalah. 
  • Sosial; Manfaat sosial dari suatu penelitian dapat berupa pembentukan kesadaran, pengetahuan, serta sikap masyarakat atau kelompok sosial tertentu, sedangkan 
  • Teknis; Manfaat teknis dalam suatu penelitian terjadi jika penelitian tersebut berusaha untuk menjawab masalah penelitian dengan melahirkan teknik/metode penelitian atau pengukuran yang lebih valid dan atau reliabel.
Contoh: 
  • Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemanfaatan kartu sehat di Puskesmas A dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat miskin memanfaatkan kartu sehat di Puskesmas A tahun 2004. 
  • Manfaat: Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menambah wacana studi di bidang pelayanan publik pada umumnya, dan bidang pelayanan kesehatan pada umumnya, serta dapat memberikan masukan kepada Puskesmas A bagi perbaikan pelaksanaan pemanfaatan kartu sehat dan pembuatan kebijakan di bidang kesehatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif

Penyusunan Kerangka Teori